Sabtu, 21 Desember 2013

Satu Semester Ini

Kali ini, aku akan merapel beberapa cerita yang harusnya ditulis sebelum-sebelumnya. Hmm... Kira-kira setengah tahun ya berlalu. Banyak kejadian yang terjadi. Pertama, aku menyelesaikan magang, kedua, aku mendapat kesempatan untuk memperhatikan bangunan-bangunan di Singapur, dengan kata lain ya pergi ke sana, yeiy. Ketiga, ini tahun berakhirnya Studio Perancangan Arsitektur 5, Studio terakhir untuk program studiku saat ini,aamiin... Tapi sedih juga, semester depan gak ada studio. Tapi jujur yah, di bagian hidup yang ini, cukup kerasa antara pingin tetep kuliah atau melanjutkan hidup ini di luar tembok kuliah sana.Tapi intinya, yang tetap perlu dilakukan adalah ikhtiar.

Magang
        Menurutku, magang itu cukup penting, jadi cukup tahu dunia kerja kita nanti itu seperti apa. Banyak belajar juga tentang hal yang belum pernah kita pelajari di kampus. Waktu magang, aku belajar cukup banyak tentang material. Tugasnya sih, merapikan lemari material,wuu... Tapi, ya mau gak mau jadi hafal materialnya, katalognya di situ, contoh materialnya di situ, sampai cara penggunaannya, penamaannya, jadi tahu semua. Ini yang tidak dipelajari di kampus.
Tapi, bukan itu saja, menghitung luasan ruang di CAD, melayout tata ruang Townhouse dari suatu masterplan, lalu membuat maket 1:100 rumah yang luasnya 1000m persegi dan maket fasad satu hotel kecil, dan juga merancang fasad satu rumah milik orang Cina yang lebarnya 30m dan ternyata kalau tidak cocok sama yang diinginkan kliennya, bisa revisi berkali-kali.hmm... Cukup capek sih magang di biro arsitek. 
         Walaupun begitu, ada juga kok sisi nyamannya, mungkin karena penghematan waktu, makan siangnya di kantor, dan dibayarin sama kantor. Benar-benar hemat waktu sih, juga bisa hemat uang. Kurang lebih mirip sama dengan kegiatan di studio kampus, makannya  dibawa ke studio. Selain jadi bisa ngadem :p, ya bisa menghemat waktu.
          Oh ya, salah satu hal terpenting dari magang juga, bisa nambahin isi tabungan lho, walaupun memang tidak seberapa tapi lumayan. Sebenarnya tergantung tempat magangnya juga sih. Yah, intinya, semakin banyak hal positif yang dicoba semakin bertambahlah pengetahuan dan pengalaman kita.


Jalan ke Singapura
          Kalau yang satu ini, dilakukannya ramai-ramai satu studio. Caranya pun ala backpacker. Ini kedua kalinya aku ke luar negeri, dan pertama kalinya tanpa keluarga inti. Empat hari tiga malam dan menghabiskan kurang lebih Rp 3.000.000,00 !! Kalau dipikir-pikir termasuknya murah sih, dan cukup banyaklah pengalaman yang didapat.
        Setiap harinya aku dan teman-teman harus mengunjungi sekitar 7 bangunan untuk diamati, sebagai turis tentunya, jadi ya lebih merasakan ruang kotanya. Naik turun MRT, bus kota, jalan kaki. fuuh... kalau pakai sistem android menghitung langkah kaki per hari, ternyata sehari bisa sampai 27.000 langkah kaki! Itu tiap hari kakinya pegeeel banget, mainannya udah sama muscle pain release setiap pulang.
         Tips-tips ala hematnya adalah kami menginap di hostel dengan satu kamarnya untuk 10 orang, berhubung di sana orang satu studio yang jumlahnya 50 orang dibagi dalam beberapa kelompok kecil, jadi pas jalan tidak seperti rombongan yang lagi tur. jadilah kami satu kamar 10 orang, biayanya sekitar 180 ribu rupiah per malam (september 2013) sudah termasuk sarapan pagi roti dan air minum. Jalan kaki, naik MRT dan bus juga cukup menghemat uang. Satu tourist pass MRT bisa digunakan selama 3 hari untuk MRT dan bus kota, sistem yang oke menurutku. Nah, makannya pilih-pilih juga, kadang di tempat kecil, kadang fast food yang harganya standard, kadang di foodcourt seperti saat di Marina Bay Sands atau di Vivo City, intinya tidak akan masuk restoran mahal sih. Untuk minum, sebaiknya punya botol kosong. Di sana beberapa tempat menyediakan area isi ulang air minum, seperti bandara, hostel dan sebagainya.
          Yang paling penting juga adalah waktu solat. Waktu itu, pertama kalinya juga solat di tempat umum ruang terbuka yang orang dengan mudah lewat sana lewat sini, bahkan pernah di atas jembatan Handerson atau Wave bridge, dan cukup bahagia waktu ketemu mesjid di Orchard, di situ juga ada tempat isi ulang minuman.
            Backpackeran di negeri orang, dapat juga waktu-waktu nyasarnya, terutama saat naik bus kota. Sebenarnya naik bus kota lebih menyenangkan karena bisa melihat-lihat ruang kota. Jika naik MRT, yang kita lihat hanyalah terowongan gelap saja, walaupun memang risiko nyasarnya sangat sedikit karena jalurnya yang sudah terintegrasi walaupun jangkauannya jauh. Kalau naik bus kota, trayeknya cukup banyak, jadi perlu orang yang sudah berpengalaman atau ahli membaca peta dan trayek. 
          Jalan bersama sepuluh orang juga bukan hal yang mudah, ada yang mau ke sini, ada yang mau ke sana.hmm... belum lagi kondisi badan yang beda-beda, ada yang sudah letih ada yang belum, ada yang mau duduk dulu ada yang maunya buru-buru. Tapi itu semua pegalaman, dan di situlah kadang-kadang jadi bisa saling menguatkan dan jadi lebih mengenal satu sama lain. Juga jadi belajar menemukan arah baik melihat peta, bertanya, atau.. menduga-duga.hmm...
          Kapan-kapan, coba ke tempat lain ah.

  
(kiri) Berkunjung ke Areanya Duxton Pinnacle & (kanan) Naik Sky Ludge di Sentosa Island

Pemandangan dari atas Vivo City, cukup memberi inspirasi dalam berarsitektur :)

Lupa nama areanya, tapi ini di dekat gedung UOB, sebelah kiri perkantoran dan jalan, sebelah kanan sungai. Ruang terbuka yang cukup menarik, yang sayangnya belum bisa diterapkan secara efektif di Indonesia
 


(kiri) Nongkri-nongkri sambil ngecharge HP di Bandara Udara Changi & (kanan) Marina Bay Sands dilihat dari bawah. Lumayan terinspirasi dari sisi keterbangunan di sini

Jadi terlihat berikon dan cukup berkarakter ya kotanya. Inspirasi yang lain

Silau, silau, silau. Henderson Bridge

 Bagian atas dari Vivo City. Banyak area kumpul publik yang dapat dinikmati yang kurasa memang berperan penting dalam menghidupkan ruang-ruang kota

Di sinilah aku waktu itu. haha.. Hutan Kota yang konsepnya cukup unik. Henderson Bridge

Studio Terakhir
            Biasanya, di arsitektur itu, satu semester adaaaa aja kelas yang mengharuskan kita di studio, bisa 6 sampai 12 sks lho satu mata kuliahnya. Mata kuliah dengan studio itu ada Seni Rupa, Teknik Komunikasi Arsitektur, juga Studio Perancangan Arsitektur dari 1 sampai 5. Nah, semester kemarin ini adalah waktunya Studio Perancangan Arsitektur 5 ku. Huhu... antara sedih dan senang. Sebentar lagi mau skripsi tapii, tiga setengah tahun kuliahnya ada studionya, tiba-tiba nggak ada itu pasti rasanya beda. Yaa, namanya juga waktu dan hidup, pasti akan berjalan terus dan berganti. Semoga semua nilai-nilai semester ini menyenangkan hati yah. aamiin...

Habis presentasi foto-foto dulu. Studio terakhir (PA5) bersama Ars 2010


By the way, ini hari ibu lho! Selamat hari ibu untuk semua ibu di dunia, semoga anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah ya! Terspesial untuk mamahku, terima kasih mamah! :D