Selasa, 24 Mei 2016

Ceria

Ceria. Kenapa ya tiba-tiba saya berpikir untuk menulis tentang ceria? Mungkin karena akhir-akhir ini saya dipertemukan dengan beberapa orang yang terlihat selalu ceria. Orang-orang yang menularkan energi positifnya, orang-orang yang mampu menyelesaikan persoalannya dengan tenang, dan orang-orang yang mampu membuat orang lain tertawa. Atau memang yang di atas sedang mengajarkan saya tentang ceria.

Bahagia yang tak Berarti Nyaman
Seorang kerabat pernah bilang, untuk apa sih kita hidup kalau bukan untuk bahagia? Sejauh ini saya sepakat dengan hal ini. Tapi, definisi bahagia setiap orang itu berbeda-beda. Terkadang bahagia tidak selalu didefinisikan dengan sesuatu yang nyaman. Ya, di kondisi tertentu bahagia tidak sama dengan nyaman. Di sini saya melihat contoh seorang ibu yang melahirkan, ia tidak nyaman tapi ia terlihat bahagia, atau seorang ayah yang bekerja dari pagi hingga petang demi keluarganya juga bisa tetap merasa bahagia, atau seorang yang gemar menyelesaikan soal-soal sulit mungkin akan merasa bahagia walaupun ia harus berpikir keras, atau lagi seseorang yang gemar berlelah-lelah mendaki gunung, melawan gravitasi, berada pada kondisi tak nyaman tapi tetap merasa senang. Kondisi-kondisi itu mungkin tidak nyaman tapi menyenangkan dan membuat bahagia.

Dari situ saya melihat bahwa kebahagiaan seringkali tidak datang dengan sendirinya. Bahagia datang dari rasa syukur dan rasa senang. Dan ceria adalah bagian dari syukur dan senang itu :)

Don't Worry, I am Okay
Ada juga rekan saya yang mengatakan bahwa seringkali ada sesuatu di balik ceria. Bisa jadi di balik sebuah tawa itu ada duka, di balik sebuah candaan juga ada tangis, dan di balik senyum manis ada kepahitan yang pernah dirasa. Nah, terlepas dari ada tidaknya sesuatu di balik ceria, seseorang yang ceria itu seakan mengatakan "gue baik-baik aja", atau "ngga papa, ngga masalah kok" dan hal ini menurut saya membuat orang yang melihatnya menjadi ikut tenang dan senang.

Selalu Ceria Tak Seperti Tipu Muslihat
Ada yang bilang, jangan membohongi diri sendiri. Kalau memang sakit bilang aja, kalau memang sedih ungkapkan aja. Di waktu-waktu tertentu memang kita perlu jujur dengan hal ini, tapi ngga mau kan terlihat selalu murung di depan orang lain? Selain memberi efek negatif ke orang lain, hal ini juga bisa berefek negatif pada diri kita. Dalam hal ini saya tidak bermaksud mengiyakan kebohongan kepada orang lain, tapi memang tidak semua duka perlu kita beberkan, tidak semua peluh perlu kita beritakan. Sesekali mungkin perlu, tapi jangan sampai larut.

Ada udang di balik batu, ada kamuflase di balik ceria. Hemm... Saya pribadi menyepakati bahwa tidak masalah menutupi kemurungan kita dengan kecerian, hal ini bukanlah sebuah tipu muslihat kepada diri sendiri, tapi sebuah bentuk rasa sayang kita terhadap diri kita sendiri maupun orang yang melihat kita, karena keceriaan dapat membuat kita tenang dan berpikir lebih jernih untuk melakukan hal-hal lebih dari yang kita bayangkan.

Ceria tak Menyelesaikan Masalah
Ya, dengan keceriaan-keceriaan kita memang tidak menyelesaikan masalah di balik keceriaan itu, tapi keceriaan mampu membuat kita berpikir positif, solutif, dan semangat berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan itu. Dari beberapa situasi dan kondisi yang saya lihat,seseorang yang murung, sewot, atau marah-marah dalam mengungkapkan sesuatu mungkin akan bertindak lebih gegabah daripada orang yang ceria dan tenang.

Cerialah, Karena Ceria Menular
Cobalah tersenyum di depan seseorang atau saat berpapasan dengan seseorang, saya yakin sekian persen lebih banyak akan berbalik tersenyum juga. Melawaklah dan tertawalah, saya yakin juga sekian persen lebih banyak orang akan berbalik tertawa.

Saya sepakat bahwa membuat orang lain tersenyum itu adalah sebuah kebahagian tersendiri (tentunya dalam hal positif ya). Dengan demikian, setidaknya kita tahu bahwa kita masih bermanfaat untuk orang lain dan diri sendiri.

Itulah sedikit perihal terkait ceria yang bisa saya ceritakan.Selalu ceria dapat membuat pekerjaan kita lebih fun. Ceria juga dapat membuat kita tenang sehingga mengurangi miskonsepsi arahan kita kepada orang lain. Karena itu cerialah. Sampaikanlah pada dunia bahwa kau baik-baik saja :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar