Senin, 02 Mei 2016

Such A Precious Moment in Yogyakarta

Susah sekali mencari waktu untuk menulis ini, padahal momennya udah terjadi kurang lebih setahun yang lalu di April 2015. Beberapa waktu lalu di bulan April 2016 ini, saya melihat postingan lomba di instagram WEX UGM tahun ini dan jadi teringat kejadian setahun lalu :). Ya, sekitar April 2015 lalu saya dan tiga orang teman saya alhamdulillah mendapat kesempatan mewakili universitas saya untuk berkunjung ke Yogyakarta dalam rangka presentasi final sayembara desain rumah dengan tema Share House.

Saya dan teman-teman baru mendapat kabar bahwa kita harus ke Yogya seminggu sebelum hari H presentasi. Presentasinya akan diadakan hari Minggu dan saat itu hari Senin depannya bertepatan dengan tanggal merah, ya jelaslah semua transportasi udah banyak yang dipesan orang, kebanyakan mungkin untuk liburan atau melepas penat, long weekend gituh...

H-seminggu itu, saya dan teman-teman yang masih kuliah profesi bergegas mencari berbagai macam transportasi yang kira-kira dengan mudah bisa kami naiki untuk ke Yogya. Mulai dari liat tiket kereta, pesawat, sampai disaranin dosen saya naik bus aja kalau semuanya penuh. Tapi, kebayang sih di jalan dua belas jam (kalau naik bus) atau delapan jam (kalau naik kereta) dan harus presentasi besoknya dan seminggu dua minggu lagi kami harus dihadapkan dengan persiapan presentasi desain perkuliahan, jangan sampai sakit. Hemm... kebayang capeknya dan takutnya kurang maksimal juga, kami pun memutuskan untuk kekeuh mencari tiket jalur udara untuk hari sabtu dan pulang hari senin. Sedikit lebih mahal memang, tapi ya waktu memang hal yang tak bisa ditawar tapi sangat mahal dan pengalaman tak bisa tergantikan bukan. Alhamdulillah saya dan teman-teman menemukan tiket murah dan diskon, keraguan kami pun hilang seketika dan alhamdulillah juga kampus kami bersedia mengganti sebagian dana yang kami keluarkan. Kami pun segera membagi tugas, saya dan seorang teman saya mengurus tiket pesawat berangkat dan pulang, sedangkan teman saya lainnya mengurus pemesanan hotel.

Kami tiba di Yogya sekitar pukul 21.00 hari Sabtu dan dijemput oleh panitia menuju hotel kecil yang sudah kami booking sebelumnya, yaitu Hotel Prayogo 3 yang lokasinya cukup berdekatan dengan Taman Budaya, tempat saya dan teman-teman presentasi besok. Hotel ini tidak besar, cukup murah dan sangat tepat untuk yang berniat backpackeran. 1 malam sekitar 180.000 rupiah dengan 1 kamar isi 2 buah double bed.

Malam itu kami bukannya istirahat cepat, tapi malah merapikan presentasi dan latihan presentasi berulang kali. Lucu juga sih, biasanya ke Yogya identik dengan liburan, kali ini malah kayak nugas haha... Oh ya malam itu saya dan teman-teman makan nasi kucing Yogya yang dipesan antar ke kamar. Baru pertama kali makan nasi kucing Yogya, ternyata rasanya nikmat, ya apalagi sehabis perjalanan jauh. Hemm... Setelah makan dan latihan berulang kali, kami pun memutuskan untuk istirahat.

Keesokannya, saya dan teman-teman bergegas menuju tempat acara di Taman Budaya. Baru pertama kali juga mengunjungi Taman Budaya Yogya, ternyata Taman Budaya merupakan sebuah gedung milik pemerintah Yogya (Keraton) dengan halamannya yang cukup luas. Di dalamnya sudah terdisplay berbagai macam karya arsitektur yang dipamerkan oleh pihak panitia.

Baiklah, saya tidak akan berlama-lama dengan cerita presentasi dan tanya jawab. Hahaha... Singkatnya saya dan  teman-teman alhamdulillah mendapat predikat dari sayembara ini. Terima kasih kerja sama dan kerja kerasnya teman-teman :) Hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, berada di kota Yogya dengan perasaan seperti itu.

Sepulang kami dari Taman Budaya, saya dan teman-teman diajak orang tua dari salah satu dari kami untuk makan mie godok Yogya sambil melepas lelah. Terima kasih ya tante dan terima kasih juga kak Erlita (sahabat salah satu dari kami yang berdomisili di Yogya dan merekomendasikan tempat-tempat jajan enak di Yogya).

Tempat mie godok ini cukup sederhana, layaknya tempat makan mie bakso di pinggir jalan yang dindingnya terbuat dari bilik atau kayu. Mie godok ini dijual oleh sepasang suami istri yang tidak lagi muda namun terlihat bersemangat. Tempatnya juga tidak besar tapi katanya rasanya enak, dan memang benar rasanya enaaak..

Tapi memang butuh kesabaran menunggu mie godoknya selesai dibuat karena hanya ada 1 kompor dan 1 kuali yang digunakan. Herannya, cukup banyak pelanggan yang sabar menunggu mie godoknya dihidangkan (termasuk saya dan teman-teman), well karena cerita ini lagi saya jadi pingin makan mie godok nih haha...

Seusai makan mie godok, kami pun kembali ke penginapan. Esok siang (Senin) kami harus kembali menuju Jakarta sehingga kami perlu beristirahat dan mengemas kembali barang-barang kami.

Keesokan harinya, saya dan salah saeorang dari kami (sebut: fathiyah) berencana jalan-jalan sebentar sebelum meninggalkan kota jogja ini. Kami memutuskan mengunjungi Malioboro. Sudah kesekian kalinya saya ke Malioboro, tapi memang pusatnya oleh-oleh Yogja yang cukup banyak dan mudah dicapai ya di sini. Saya juga ingin membeli bakpia untuk orang-orang di rumah sebagai oleh-oleh yang memang rumah produksinya banyak terletak di balik Jl. Malioboro ini. Alhamdulillah saya masih mengingat posisi toko yang saya sukai bakpianya yang sekitar bulan Januari lalu pernah saya kunjungi dengan teman-teman saat libur.

Hha... Sepulang dari Malioboro adalah saat-saat terakhir saya menikmati Yogya sebelum berangkat ke bandara untuk pulang ke Jakarta. Tak ingin meninggalkan momen di Yogya begitu saja, saya pun merekam perjalanan saya dengan taksi saat menuju Malioboro dan saat menuju bandara (video menyusul, msh di pc, blm sempat diupload haha). Hha... Untuk kesekian kalinya ke Yogya, entah kenapa saat itulah saya baru merasa cukup jatuh cinta dengan kota ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar