Minggu, 01 Mei 2016

Antara Kerja dan Perut Buncit

Waktu kuliah atau sekolah dulu, sering kan ada senior atau kakak kelas yang datang mengunjungi kampus atau sekolah entah untuk sekedar main-main, jadi pembicara, atau sekedar bernostalgia. Kebanyakan kakak-kakak itu sudah bekerja dan ngga dipungkiri adik-adik kelasnya bisa merasa terinspirasi mendengar cerita-cerita para kakak kelas itu (termasuk juga saya haha). Tapi, dari cerita-cerita yang menginspirasi ada satu hal yang kadang menggelitik saya, kenapa ya orang-orang yang sudah bekerja itu terlihat lebih bulat, lebih berisi, dan lebih buncit? Well, tidak semua sih, tapi sebagian besar begitu. Sebagian besar rekan saya yang menjadi gempal setelah kerja adalah kaum adam, tapi tidak menuntut kemungkinan wanita juga demikian. Alasan klise yang diduga-duga orang tentang kenapa orang yang sudah bekerja menjadi lebih gempal adalah ya, dia kan udah punya uang, bisa jajan ini itu. Oke saya terima alasan itu dengan tekad 'ntar gue ngga mau kalap gtu ah'.

Beberapa waktu berlalu, saya pun lulus dan alhamdulillah ada tempat kerja yang mau nerima saya yang masih perlu banyak bimbingan ini huhu.. Nah, setelah menjalani kehidupan kerja beberapa bulan ini, akhirnya saya merasakan kenapa begitu mudahnya orang kerja menjadi bulat. Ternyata perihal ini ngga sesederhana lo jadi punya duit dn akhirnya lo jadi bisa makan ini itu. Ngga, saya sendiri udah mencoba untuk mengatur pengeluaran, membatasi jajan ini itu, dan tetep berusaha atur pola makan. Tapi tetep adaa aja godaannya. Haha

Saya memang mengatur pengeluaran dan tentunya hal itu mempengaruhi pengaturan saya untuk jajan ini itu juga, jangan sampe kalap. Tapi oh tapi, ternyata menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan kerja memang tidak semudah menjaga pola hidup sehat ketika kita bersekolah. Yap.

Mungkin sebenarnya hal ini ngga bisa digeneralisasi, tapi saya akan membahas dari sudut pandang saya yang harus bekerja di depan komputer dari pagi hingga petang (nb: kalo ngga lembur) dan saat ini memang tidak sedikit pekerjaan yang menuntut pekerjanya hanya diam berkutat di depan komputer berjam-jam pula. Nah, godaan pertama adalah, cukup sulit menemukan waktu untuk olahraga di sela-sela kesibukan itu kecuali saat weekend, rasanya udah capek duluan. Selain itu, seringkali kejenuhan di kantor membuat beberapa orang (termasuk saya) kadang-kadang jadi ngemil *walaupun ngga banyak sih tapi ada aja. Suatu waktu saya berusaha untuk ngga jajan, eh ada aja yang nawarin cemilan (gratis, msh kebawa nih jiwa mahasiswanya), berhubung ngga enak udah ditawarin dan emang menggiurkan akhirnya saya ikut ambil secomot dua comot. Hemm... Godaan lainnya adalah saat ada yang ulang tahun, ada yang suka bilang mungkin rejeki anak soleh ye, hampir semua yang ulang tahun bawa kue jajan pasar sekotak dua kotak buat satu kubikel, dari risoles, sosis solo, cucur, pastel, dsb. Terkadang ada godaan lain berupa penawaran dari rekan-rekan yang berusaha lebih mencari sesuap nasi dengan misalnya menjual donat, nasi bakar, snack snack ringan di kemasan ke kecil, atau pun minuman seperti susu (tapi asli minumannya enak hmm...), ya mungkin godaan yang ini masih bisa kita tahan-tahan sih. Godaan terakhir adalah kalau lembur paket makanan yang dikasih itu ngga nanggung-nanggung porsinya, ya mungkin supaya pegawainya makan sehat dan ngga gampang sakit. Alhasil seringkali saya membagi satu porsi saya menjadi dua dan membawa setengah porsinya ke rumah. Godaan-godaan itulah yang kadang membuat saya khilaf 😅. Duduk terus di depan komputer atau di balik meja juga seringkali membuat tubuh kita letih, pegal, tidak banyak bergerak, dan lemak menumpuk, bayangkan hal itu harus dilakukan berjam-jam. Ya, itu menurut saya gimana ngga kurang piknik ini badan? Dan gimana ngga makin gempal? Haha... Kehidupan kerja ini berbeda jauh dengan kehidupan ketika masih sekolah. Saat sudah bekerja, kita dituntut mandiri, mengatur waktu sendiri kapan harus bekerja, kapan harus main, kapan harus istirahat, kapan harus makan, kapan harus olah raga, dsb. Ngga ada jadwal yang mengatur seminggu sekali harus ada olah raga. Hemm.

Lain halnya ketika kita masih sekolah.Dari TK sampai SMA kita dihadapkan pada satu kewajiban olah raga seminggu sekali. Atletik dan ujiannya yang minimal sebulan sekali. Belum lagi kalau ada yang diikutin les renang, les tari, les panahan, dsb. Ditambah aktivitas anak kecil yang sukanya larian-larian, main bola, main sepeda pulang TPA, ditambah seringkali anak kecil itu ogah makan.

Waktu SMA dan kuliah juga ngga kalah aktifnya sih: olah raga tetep harus seminggu sekali, ikut ekskul ini itu, naik turun tangga sekolah. Pas kuliah, pindah-pindah kelas dari yang di fakultas sendiri sampe di fakultas orang yang kalo jalan butuh effort (maklum univ saya punya halaman ngga nanggung-nanggung, melewati hutan, mendaki jalan berkerikil, padang rumput, dan menyebrangi sungai di atas jembatan pun dijabanin demi masuk kelas). Dari yang kelasnya di lantai satu sampai di lantai enam juga dijabanin (yang kalau liftnya lg perbaikan mau ngga mau harus naik ke lantai 6 itu dengan tangga) juga dijabanin 💪💪💪. Gimana ngga kurus ya...

Begitulah sekilas kehidupan kerja yang mungkin dapat membuatmu terlihat lebih gempal dan menjadi jawaban pertanyaan saya, kenapa orang yang sudah bekerja seringkali berubah jadi lebih buncit. Menyikapi hal ini, ada beberapa solusi yang saya tahu: pertama, tetap menjaga pola makan, kedua, tahan godaan, dan ketiga, semangat untuk olah raga rutin. Ngga mau kan kalau masih mudah udah ngga fit? Baiklah, semangaat sehaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar